
JurnalisKetapang.com – Aliansi Jurnalis Ketapang membuat program ‘AJK Mendengar’. Kegiatan ini akan diadakan di beberapa kecamatan seantero Ketapang. Kali ini, program dimulai dari Kendawangan. Para wartawan bertemu kelompok nelayan pada Selasa (23/4/2024) siang.
Program AJK Mendengar dibuat untuk mendengar langsung curhatan atau harapan masyarakat. Sekaligus tatap muka dan wawancara secara langsung.
Ketua AJK, Theo Bernadhi mengatakan, program AJK Mendengar merupakan satu di antara program organisasi. Program ini berhubungan langsung dengan masyarakat.
“Tujuan kami (para wartawan, red) ingin membuka ruang dan menjadi wadah penampung keluh kesah dan curhatan Masyarakat. Khususnya di wilayah pedalaman, dengan cara langsung menemui dan bertatap muka,” kata Theo.
Theo melanjutkan, selama ini para wartawan membuka ruang seluas-luasnya untuk komunikasi terhadap para pihak yang berkeinginan untuk menyampaikan persoalan-persoalan. Baik dengan sistem wawancara langsung melalui telepon dan metode konfirmasi lainnya.
“Namun, kami menyadari tidak semua masyarakat bisa datang ke Kota Ketapang, untuk menghubungi kami. Makanya dengan Program AJK Mendengar, kami mencoba melihat dan mendengar langsung curhatan masyarakat. Tentu ini menjadi bahan untuk kami sampaikan melalui karya jurnalistik,” jelasnya.
Theo menambahkan, program AJK Mendengar akan rutin dilakukan. Sama seperti program lainnya. Diantaranya AJK Masuk Kampus, AJK Masuk Sekolah dan AJK Berbagi.
“Ini merupakan ikhtiar kami untuk dapat memberikan dampak positif atas hadirnya AJK sebagai organisasi pers yang ada di Ketapang,” timpalnya.
Sementara itu, salah satu Ketua kelompok Nelayan Kendawangan, Zaka Rasyd mengaku, senang dan merespon positif kegiatan AJK Mendengar. Ia berharap, kegiatan ini dapat menjadi wadah masyarakat, termasuk ia untuk mewakili ratusan nelayan di bawah kelompoknya, dalam menyampaikan keluh kesah dan harapan.
“Program AJK Mendengar sangat kami sambut positif. Selain menjadi wadah silaturahmi bagi kami, ini juga menjadi wadah untuk kami menyampaikan curhatan dan harapan kepada para pihak. Termasuk pemangku jabatan melalui media massa,” ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Zaka yang mewakili ratusan nelayan menyampaikan beberapa hal. Di antaranya mengenai kapal-kapal penangkap cumi dari luar yang melakukan aktivitas. Mereka mulai memasuki area pinggiran.
Sehingga sangat menggangu aktivitas nelayan local. Bahkan sampai berdampak pada berkurangnya hasil tangkapan para nelayan.
“Karena nelayan penangkap cumi beroperasi semakin ke pinggir, di dekat nelayan-nelayan yang menangkap ranjungan dan ikan bawal. Cahaya lampu mereka, selain mengganggu, juga membuat ranjungan dan ikan berkurang. Bahkan ada jaring-jaring nelayan yang rusak akibat dilanggar kapal mereka,” tuturnya.
Menurutnya, para nelayan di Kendawangan selalu terbuka dan tidak melarang. Hanya saja, harus saling menghargai. Apalagi para nelayan cumi dari luar melakukan aktivitas dalam jumlah ramai.
“Harapan kami, kepada pihak terkait untuk dapat melakukan patroli dan memberi imbauan. Supaya apa yang jadi keluhan nelayan lokal didengar. Sehingga tidak ada yang dirugikan,” harapnya.
Selain itu, ia menyampaikan, agar para nelayan luar untuk tidak segan merapat dan melakukan aktivitas bongkar muat serta pembelian es di Kendawangan. Mengingat hal tersebut dapat memberikan dampak positif dalam beberapa hal.
“Kami semua terbuka, apalagi ini membantu masyarakat dengan bisa ikut melakukan bongkar muat. Saya harap, kapal nelayan luar tidak perlu takut untuk merapat. Sebab dari Masyarakat, tidak pernah menolak. Sepanjang bisa saling menghargai dan berkomunikasi dengan baik,” ujarnya.
Zaka berharap, ke depan bantuan pemerintah maupun para pihak lain yang menggunakan anggaran negara dapat menyasar ke seluruh nelayan yang ada di Kendawangan. Baik bantuan berupa alat tangkap dan lainnya. Sehingga seluruh nelayan dapat merasakan dampak dari bantuan tersebut. (Lim)